Qingdao, Tiongkok, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman dalam hal ini diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP., IPU., ASEAN.,Eng, dan Dr. Sri Wahyu Handayani, SH MH hadir dalam Forum Pengembangan Global 2024 tentang kelautan di Qingdao, China. Forum ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Shandong dan Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok, yang bertemakan “Let’s Sea Our Futures – Mempromosikan Kemitraan Biru untuk Pertumbuhan dan Keberlanjutan.” Forum ini menjadi ajang global yang penting, mempertemukan para pemimpin, pakar, dan pemangku kepentingan dari berbagai bidang ilmu kelautan dan iklim untuk menangani tantangan mendesak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, meningkatnya bencana kelautan, dan dampaknya terhadap keselamatan manusia serta kesejahteraan lingkungan.
Forum Pengembangan Global ini menghadirkan agenda lengkap, dimulai dengan upacara pembukaan, diikuti dengan forum utama, Dialog Platform Kerja Sama Kelautan Asia Timur Qingdao, serta empat forum paralel dan enam kegiatan unggulan lainnya. Agenda ini mengeksplorasi isu-isu kritis terkait ketahanan kelautan, praktik berkelanjutan, dan kemitraan dalam ekonomi biru. Di tengah intensifnya dampak iklim dan meningkatnya frekuensi bencana terkait kelautan dan iklim, forum ini berfokus pada kolaborasi dan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi tantangan di masa depan. Forum paralel ketiga: “Merancang Mekanisme Baru untuk Pencegahan dan Mitigasi Bencana Biru di Bawah Perubahan Iklim” menjadi salah satu sorotan utama. Forum ini diselenggarakan oleh First Institute of Oceanography (FIO), sesi ini menyediakan platform untuk diskusi mengenai strategi efektif guna melindungi komunitas dan ekosistem dari ancaman iklim yang semakin meningkat.
Prof Elly Tugiyanti selaku, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), hadir sebagai pembicara dalam forum paralel ini. Mewakili UNSOED, Prof Elly menyampaikan paparan berjudul “Situasi Terkini, Pengalaman, dan Tantangan; Solusi yang Diusulkan untuk Wilayah Pesisir di Selatan Jawa yang Menghadap Samudra Hindia,” dengan fokus pada pesisir selatan, termasuk wilayah Cilacap, Kebumen, dan Purworejo. Wilayah-wilayah ini, yang langsung menghadap Samudera Hindia, sangat rentan terhadap berbagai bencana ekstrim kelautan, iklim, dan cuaca, seperti tsunami, gelombang tinggi dan kekeringan sebagai dampak peristiwa El Niño yang membawa musim kering yang berkepanjangan, memengaruhi pertanian dan ketahanan pangan, yang merupakan sektor penting bagi ekonomi lokal. Dampak sosial, ekonomi, dan manusia juga muncul oleh adanya bencana-bencana ini. Prof Elly Tugiyanti membagikan bagaimana UNSOED, bersama dengan lembaga pemerintah dan masyarakat lokal, telah secara aktif merespons tantangan-tantangan ini melalui edukasi komunitas dan platform data real-time. Kampanye edukasi, latihan evakuasi, dan paket kesiapsiagaan telah terbukti penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan, namun program ini harus disesuaikan dengan bahasa dan budaya lokal untuk efektivitas yang lebih besar. Platform berbagi data yang mengintegrasikan data kelautan dan meteorologi sangat penting untuk memungkinkan respons bencana yang cepat dan akurat.
Dalam forum ini UNSOED mengusulkan solusi untuk meningkatkan kesiapan global dalam prediksi bencana kelautan dan iklim, dengan penekanan pada kebutuhan akan mekanisme kerja sama internasional untuk pencegahan dan mitigasi bencana biru. Bidang-bidang utama meliputi peningkatan model prediksi, mengatasi keterbatasan data dan pemahaman terhadap perubahan iklim. Dengan berbagi data secara kolaboratif, negara-negara dapat meningkatkan akurasi sistem peringatan dini untuk tsunami dan cuaca ekstrem. Kolaborasi teknologi, termasuk berbagi data satelit dan sensor jarak jauh, dapat mengatasi kekurangan pemantauan di wilayah rentan. Inisiatif penelitian internasional sangat penting untuk memahami dan mengatasi pola cuaca dan bencana ekstrem yang meningkat.
Kolaborasi internasional sangat penting untuk mengatasi tantangan ini dengan efektif dan membangun jaringan global yang tangguh untuk pencegahan dan mitigasi bencana. UNSOED menegaskan keterbukaannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak guna memperkuat kesiapsiagaan bencana dan ketahanan komunitas.
Forum Pengembangan Global 2024 ini menjadi platform kolaboratif yang unik, mempromosikan pertukaran pengetahuan dan kemitraan yang akan membentuk ekonomi biru yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi semua.
Dokumentasi Foto