Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed berperan aktif dalam penyelenggaraan Seminar Internasional bertajuk “Memberdayakan Masyarakat Yang Rentan dalam Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim”. Seminar yang dihadiri sekitar 1000 peserta dari civitas akademi Unsoed, berbagai Universitas dari dalam negeri dan luar negeri di Ballroom Java Heritage Hotel, Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (26/9/2024).
Seminar Internasional tentang Pendekatan Multidisiplin untuk Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan, merupakan acara utama yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman yang mempertemukan para pakar, praktisi, dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk membahas berbagai tantangan yang kompleks dan saling terkait yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan di seluruh dunia. Seminar ini bertujuan untuk mendorong solusi yang inovatif dan berkelanjutan melalui pendekatan holistik, dengan mengintegrasikan perspektif dari bidang pertanian, ekonomi, ilmu lingkungan, sosiologi, teknik, kesehatan, dan pendidikan. Seminar ini berlangsung selama Kamis – Jumat, 26 -27 September 2024.
Ketua Panitia Seminar Internasional Roy Andreas, S,Si. M.Si Ph,D yang juga selaku Kepala Pusat Energi Terbaru dan Terbarukan LPPM Unsoed mengungkapkan terkait dampak perubahan iklim yang mendesak dan meluas, seminar ini akan memberikan penekanan khusus pada bagaimana daerah pedesaan dapat beradaptasi dan memitigasi dampak tersebut. Hal tersebut sebagai dasar pengembilan tema dalam Seminar Internasional “Memberdayakan Masyarakat Yang Rentan dalam Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim”.
“Jadi nanti para peserta akan terlibat dalam diskusi panel dalam mengeksplorasi praktik pertanian yang tahan terhadap iklim, solusi energi terbarukan, kemajuan pemelharaan kesehatan pedesaan, inisiatif pendidikan, pengembangan infrastruktur, dan pendekatan berbasis masyarakat untuk ketahanan dan keberlanjutan”, tutur Roy Andreas, S,Si. M.Si Ph,D.
“Seminar Internasional ini diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-61 Universitas Jenderal Soedirman. Semoga kedepannya Universitas Jenderal Soedirman menjadi universitas yang mandiri, maju dan mendunia, sebagaimana motto universitas kita,” kata Ketua Panitia Seminar Internasional.
Sebagai informasi terkait kegiatan Seminar ini: jumlah artikel sebanyak 529 judul, peserta yang akan hadir hampir sekitar 1000 peserta yang berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, China, Jerman, Jepang, Vietnam, Sudan, dll.
Seminar ini dibuka oleh Rektor Unsoed yang diwakili oleh Wakil Rektor 1 Unsoed Dr. Ir. Noor Farid, M.Si.. Dalam pidato pembukaannya, beliau menyampaikan, “Selamat datang di Seminar Internasional ke-7 tentang Pendekatan Multidisiplin untuk Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan. Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Universitas Jenderal Soedirman untuk menjadi tuan rumah acara penting ini, yang mempertemukan para akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dari seluruh dunia.”
Tema konferensi tahun ini – “Memberdayakan Masyarakat yang Rentan dalam Adaptasi Perubahan Iklim” – sangat penting dan tepat waktu. “Perubahan iklim, seperti yang kita semua tahu, telah berubah dari ancaman yang jauh menjadi kenyataan saat ini, yang mempengaruhi setiap sudut dunia. Namun, di daerah pedesaan, yang seringkali jauh dari pusat pengambilan keputusan kebijakan, dampak perubahan iklim dirasakan paling parah. Wilayah-wilayah ini, yang kaya akan keanekaragaman hayati dan warisan budaya, merupakan rumah bagi masyarakat yang rentan yang mata pencahariannya terkait dengan sumber daya alam,”jelas Wakil Rektor 1 Unsoed.
Universitas Jenderal Soedirman berkomitmen untuk mengejar pengetahuan dan penelitian yang mengarah pada solusi berkelanjutan bagi komunitas-komunitas terkait. Seminar ini, khususnya, menggarisbawahi pentingnya mengambil pendekatan multidisiplin untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Solusi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim tidak bisa datang dari satu disiplin ilmu saja. Solusi tersebut membutuhkan kolaborasi lintas bidang-pertanian, ekonomi, sosiologi, ilmu lingkungan, kesehatan masyarakat, dan kebijakan terkait.
Beliau mengharapkan bahwa diskusi selama dua hari ke depan akan menjadi produktif dan menginspirasi, dan bersama-sama dapat berkontribusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua serta seminar ini berjalan sukses dan memperkaya wawasan.
Selanjutnya Ketua LPPM Unsoed Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P.,IPU., ASEAN. Eng merasa sangat bangga menyaksikan sekelompok akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan yang terhormat berkumpul dalam seminar internasional ini untuk membahas salah satu tantangan yang paling mendesak saat ini-perubahan iklim. “Tantangan ini tidak mempengaruhi kita secara merata tetapi masyarakat pedesaan kita, yang sering kali paling rentan, yang menanggung beban terbesar dari dampak perubahan iklim,”ungkapnya.
Seminar Internasional tahun ini menawarkan kesempatan unik untuk menjembatani berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan wawasan dan solusi yang dapat ditindaklanjuti. Tema pemberdayaan masyarakat yang rentan mendorong kita untuk melihat lebih jauh dari strategi konvensional. “Kita perlu mengenali pengetahuan dan potensi yang tak ternilai dari komunitas-komunitas ini, dan bekerja sama untuk memungkinkan mereka mengambil kendali atas proses adaptasi mereka sendiri,”harap Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti.
Universitas Jenderal Soedirman, yang terletak di jantung pedesaan Indonesia, telah lama berkomitmen untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Civitas akademika Unsoed, dengan fokus pada kearifan lokal dan praktik-praktik berkelanjutan, sangat ingin berkolaborasi dan berkontribusi pada solusi yang tidak hanya mengatasi perubahan iklim tetapi juga mendorong kesetaraan, ketahanan, dan pemberdayaan bagi mereka yang paling berisiko.
Seminar ini lebih dari sekedar ajang bertukar pikiran. Seminar ini merupakan sebuah platform untuk menginspirasi tindakan. Melalui dialog multidisiplin inilah kita dapat merumuskan strategi untuk memastikan bahwa pembangunan pedesaan tetap berkelanjutan dan inklusif, serta masyarakat diberdayakan untuk beradaptasi, berkembang, dan membentuk masa depan mereka sendiri dalam menghadapi perubahan iklim.
Ketua LPPM Unsoed mengharapkan diskusi yang bermanfaat dan kolaborasi yang berarti selama seminar berlangsung. “Mari kita pulang dari sini tidak hanya dengan perspektif baru, tetapi juga dengan tekad baru untuk bertindak dalam memberdayakan masyarakat yang rentan, memastikan masa depan yang lebih cerah dan lebih berkelanjutan bagi semua,”ajak beliau.
Seminar ini menghadirkan narasumber Zexun Wei (Wakil Direktur, Institut Oseanografi Pertama, Kementerian Sumber Daya Alam, Tiongkok), Sebastian C.A. Ferse (Pusat Penelitian Kelautan Tropis Leibniz, mantan Direktur Eksekutif FEC, Jerman), Ngo Thi Phuong Lan (Presiden Universitas Ilmu Sosial dan Humaniora Ho Chi Minh City, Vietnam), Chyan-Deng Jan (Dekan Fakultas Teknik National Cheng Kung Univercity (NCKU) Taiwan), Ir. Totok Agung D.H., M.P., Ph.D. (Departemen Agroteknologi, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia), dan Maiko Nishi (Institute for the Advanced Study of Sustainability, United Nations University Tokyo, Jepang)
Partisipasi Unsoed dalam menyelenggarakan seminar ini menunjukkan komitmen universitas untuk terus berkontribusi dalam forum-forum internasional yang membahas isu-isu strategis global. Selain itu, kehadiran Unsoed di seminar ini juga diharapkan dapat membuka peluang kerja sama lebih lanjut dalam bidang pendidikan dan penelitian dengan berbagai institusi akademik internasional. (indra)
#unsoed
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia
#halalcenterunsoed
#LPPM Unsoed
Dokumentasi Foto :