Purwokerto, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan seminar dengan tema “Eksplorasi dan Kolaborasi untuk Pembangunan Berkelanjutan di Tengah Tantangan Perubahan Iklim. ” Seminar yang dihadiri sekitar 1000 peserta dari civitas akademi Unsoed di Ballroom Java Heritage Hotel, Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2024). Seminar nasional ini menjadi salah satu media penting bagi para peneliti di Universitas Jenderal Soedirman untuk mendesiminasikan hasil-hasil penelitiannya yang berlangsung Selasa – Rabu, 24-25 September 2024.

Kegiatan ini dibuka Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr., IPU., ASEAN Eng dan dihadiri oleh para dosen/peneliti/pengabdi di lingkungan Unsoed serta tamu undangan lainnya. Rektor Unsoed menyampaikan ucapan terima kasih kepada ketua panitia seminar nasional Dr. Ratna Stia Dewi dan tim dalam menyukseskan event yang membahagiakan dalam rangka rangkaian Dies Natalis Universitas Jenderal Soedirman yang ke-61.

Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, Rektor Unsoed mengungkapkan satu tantangan bersama yang sangat sulit untuk mengatasinya. “Pada saudara-saudara kita yang di belahan dunia lainnya seperti daerah yang gersang, tropical arid di Australia, di Afrika terjadi Kebakaran ada di mana-mana, dari sisi biologi pasti ini akan menghancurkan kekayaan biodiversitas yang ada,” jelas Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Sodiq.

Selanjutnya adalah berkaitan dengan bagaimana itu emisi karbon yang bisa ditekan dari dunia industri. “Memunculkan banyak isu-isu berkaitan dengan banyaknya emisi karbon yang muncul Ini harus ada keseimbangan, yang memiliki emisi karbon rendah ini harus betul-betul diberi insentif ”, menurut Rektor Unsoed.

Rektor Unsoed mengharapkan dengan diperolehnya makalah yang banyak nantinya ada satu pengkajian bersama-sama terutama yang di bidang pertanian Ini sangat ideal. “Kemudian ada PR bersama ini secara kelembagaan Universitas juga LPPM adalah yang pertama tentunya kajian – kajian kalau menggunakan single aspect saya kira ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan sehingga diperlukan kajian bersifat kolaborasi,” harapnya.

Yang berikutnya adalah berkaitan dengan edukasi Ini juga menjadi tanggung jawab bersama  dengan aspek regulasi. “Saya yakin hasil-hasil riset ini tidak akan mampu memberikan dampak yang signifikan kalau tidak muncul sebagai satu kebijakan bersama-sama yang disitu harus ada regulasi,” ungkap Rektor Unsoed.

Kermudian beliau mengharapkan terkait tema  ini bukan hanya berhenti pada kajian seminar saja, tetapi ini muncul menjadi satu agenda, ada aksi program bersama-sama untuk merawat bumi ini.

Sebelumnya Ketua Panitia Seminar Nasional Dr. Ratna Stia Dewi, S,Si. M.Sc mengatakan telah mengundang para peneliti dari institusi lain di seluruh Indonesia untuk berkontribusi dalam diskusi ilmiah ini dan dalam tahun ini  memperoleh makalah yang masuk sebanyak 557. Terdiri atas 203 artikel penelitian serta 356 makalah pengabdian kepada masyarakat. “ Kami merasa bangga atas partisipasi yang sangat antusias tidak hanya Universitas Jenderal Sudirman tetapi juga dari berbagai institusi lain termasuk Universitas Negeri Surabaya, Universitas Yarsi, Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama Kebumen, Universitas Peradaban SMA Negeri Satu Mirid Kebumen dan masih banyak lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu”, pungkas Dr. Ratna Stia Dewi.

Dr. Ratna Stia Dewi yang juga Kepala Pusat Riset Biodeversitas dan Maritim LPPM Unsoed mengungkapkan merasa terhormat atas kehadiran para keynote speaker Ibu Dr. Lestari Murdiyat selaku Wakil Ketua Majelis Permusiawaratan Rakyat Republik Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang diwakili oleh Ibu Prof. Dr. Haruni.

“Kami juga berterima kasih atas kehadiran invited speaker yang kompeten di bidangnya yaitu Bapak Irwan Hidayat selaku Direktur PT. Sido Muncul, Prof. Edi Giri Rahmanputra Ph.D Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Ibu Akmal Agustina MSJ Kepala Pusat Penyelidikan Teh dan Kina, Kemudian Dr. Sari Hayrunisa SPEK Wakil CEO Paragon Corp, Dr. Arisman selaku Direktur Eksekutif The Center for Southeast Asian Studies Kemudian Prof. Dr. Abdul Aziz SH MM Dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Sudirman,” tuturnya. “Kami berharap seminar ini dapat menjadi forum yang produktif bagi pertukaran seluruh narasumber serta melahirkan kolaborasi lintas disiplin yang dapat menghasilkan solusi konkrit terhadap tantangan perubahan iklim,” harap Dr. Ratna Stia Dewi.

Ketua LPPM Unsoed Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P.,IPU., ASEAN. Eng juga menyampaikan sambutan terkait mengedepankan multidisiplin untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan menjadi salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Sebagai Ketua LPPM menambahkan dukungannya dalam keseimbangan lingkungan dalam konteks penelitian. “LPPM Unsoed berkomitmen untuk terus mendorong penelitian yang berdampak nyata bagi masyarakat luas,” tambah Ketua LPPM Unsoed.

Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti  mengharapkan seminar ini  menjadi ruang diskusi yang produktif dimana para peneliti, akademisi, dan para praktisi dapat berbagi pengetahuan. “ Semoga seminar kali ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi kita semua dan mampu menghasilkan terobosan baru dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” harapnya.

Selanjutnya narasumber mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Prof. Dr. Haruni Krisnawati MS.I selaku Staf Ahli Menteri Bidang Energi pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan apresiasi dan penghargaannya kepada Universitas Jenderal Soedirman dan LPPM Unsoed  sebagai penyelenggara seminar nasional.  “Seminar ini yang Insya Allah akan memberikan manfaat dan menjadi bukti nyata komitmen perguruan tinggi dan kalangan akademisi untuk mendukung program pemerintah di dalam pembangunan berkelanjutan di tengah tantangan global perubahan iklim dan juga untuk menjaga kesinambungan generasi mendatang menuju visi Indonesia Emas 2045,” ujar Prof. Dr. Haruni Krisnawati.

Seperti kita ketahui bahwa perubahan iklim terjadi karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer yang disebabkan oleh kegiatan manusia baik itu secara langsung atau tidak langsung, seperti perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan mengubah komposisi atmosfer global yang mengakibatkan pemanasan global atau global warming.

“Perubahan iklim merupakan salah satu triple planetary crisis yang menjadi tantangan global yang dihadapi oleh semua negara di muka bumi. Selain isu polusi atau degradasi lingkungan dan juga penurunan keanekaragaman hayati yang ketiganya saling terkait dan mendesak untuk kita atasi. Perubahan iklim sangat signifikan di dalam mempengaruhi sumber daya alam dan kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam yang besar dan keanekaragaman hayati yang tinggi serta letak geografis dan klimatologis di daerah tropis, ini sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim,” jelas Staf Ahli Menteri Bidang Energi pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Berikutnya narasumber Dr. Lestari Murdiyat selaku Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menyampaikan perubahan iklim dalam konteks kebangsaan. Dalam konteks kebangsaan banyak hal yang sedang diperdebatkan mengenai masalah karbon bahwa karbon memang menjadi komoditi dan mungkin ini terkait dengan topiknya kenapa posisi kita sampai hari ini memang betul-betul menjaga agar tidak terjadi perdagangan karbon yang bersifat hanya sekedar bisnis to bisnis. “Karena kita tidak boleh lupa di sini kita bicara masalah kebangsaan dan ini berhubungan dengan konstitusi kita dimana bumi dan semua kekayaan yang terkandung didalamnya adalah milik negara dan harus dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan negara. Undang-Undang 1945 sendiri memberikan amanat kepada negara untuk memajukan kesejahteraan umum dan pembangunan berkelanjutan,”pungkas Dr. Lestari Murdiyat.

Pengembangan sumber daya pedesaan sendiri dengan memanfaatkan kearifan lokal sesuai dengan apa yang sudah dimandatkan oleh konstitusi.”Negara wajib mengelola sumber daya alam secara berkeadilan merata berkelanjutan dan menghargai kearifan lokal sehingga prinsip-prinsip konstitusi pengembangan sumber daya perdesaan harus dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dan mendukung pembangunan yang inklusif di Indonesia dalam bingkai NKRI,” harap Dr. Lestari Murdiyat.

Di tengah acara seminar ini juga dilakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Unsoed dengan mitra.

Dalam seminar nasional ini juga hadir Invited Speakers yaitu Irwan Hidayat selaku Direktur PT. Sido Muncul, Prof. Edi Giri Rahmanputra Ph.D Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Ibu Akmal Agustina M.SC Kepala Pusat Penyelidikan Teh dan Kina, Kemudian dr. Sari Chairunnisa, Sp. KK, Wakil CEO Paragon Corp, Dr. Arisman selaku Executive Director of CSEAS (The Center for Southeast Asean Studies) Kemudian Prof. Dr. Abdul Aziz SHMM Dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Sudirman. (indra)

#unsoed

#unsoedmajuterus

#merdekamajumendunia

#halalcenterunsoed

#LPPM Unsoed

 

Dokumentasi Foto :

By Indra K