Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) berhasil mencatatkan prestasi membanggakan dengan masuk 20 besar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) penerima pendanaan terbanyak pada skema Program Hilirisasi Riset Prioritas 2025. Capaian ini meneguhkan posisi Unsoed sebagai kampus riset yang berdaya saing nasional sekaligus berdampak pada masyarakat.

Program Hilirisasi Riset Prioritas secara resmi diluncurkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan. Penandatanganan kontrak dilaksanakan di Graha Diktisaintek, Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, dan dihadiri pimpinan perguruan tinggi, LLDIKTI seluruh Indonesia, serta ketua LPPM dari lebih 80 perguruan tinggi negeri dan politeknik. Unsoed diwakili oleh Ketua LPPM Prof Elly Tugiyanti.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam sambutannya menekankan pentingnya hilirisasi riset. “Program Hilirisasi Riset Prioritas adalah jembatan penting yang menghubungkan pengetahuan di laboratorium dengan kebutuhan dunia nyata. Kami ingin hasil riset para dosen, peneliti, dan mahasiswa tidak berhenti di publikasi, tetapi menjadi produk, layanan, dan teknologi nyata yang digunakan masyarakat serta bernilai ekonomi,” tegasnya.

Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, Yos Sunitiyoso, menambahkan bahwa program ini bukan hanya menyalurkan pendanaan, tetapi juga membangun ekosistem riset yang terhubung dengan industri.

“Kami berharap kolaborasi antara pemerintah, kampus, dan industri dapat menciptakan lompatan inovasi nasional yang berdampak langsung pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia melangkah semakin pasti menuju ekonomi berbasis inovasi,” jelasnya.

Melalui skema ini, Kemendiktisaintek menyalurkan dana sebesar Rp176,9 miliar untuk mendukung 794 proposal riset unggulan. Pendanaan ini dikelola oleh 79 PTN, 72 PTS, dan 420 mitra industri, menjadikan program tersebut salah satu kolaborasi terbesar antara dunia akademik dan industri dalam sejarah riset nasional.

Unsoed, dengan posisinya di 20 besar PTN penerima dana terbanyak, semakin menegaskan komitmennya dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat dan dapat dihilirisasikan. Keberhasilan ini juga sejalan dengan visi Unsoed untuk menjadi pusat pengembangan sumber daya perdesaan dan kearifan lokal yang diakui dunia pada 2034.

By Indra K