Jakarta, Pusat Riset Kebijakan Strategis Kawasan Asia Tenggara resmi bergabung sebagai Ally Partner dalam inisiatif Ocean Centre Indonesia yang diluncurkan pada tanggal 15 Juli 2025 di Kantor Kementerian PPN/Bappenas Jakarta. Dr. Arif Darmawan, Koordinator Riset Pusris Kestra, mewakili institusi dalam acara grand launching yang dihadiri pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
INISIATIF GLOBAL UNTUK KESELAMATAN MARITIM
Ocean Centre Indonesia merupakan bagian dari program global UN Global Compact yang melibatkan tujuh negara – Indonesia, Filipina, Bangladesh, India, Kenya, Ghana, dan Brazil. Inisiatif ini bertujuan mengatasi tantangan keselamatan dan keberlanjutan di sektor ekonomi kelautan negara-negara berkembang dengan mengusung tema “Putting Safety at the Heart of Sustainability”.
Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S., Menteri PPN/Kepala Bappenas, dalam keynote speech yang disampaikan oleh Wakil Menteri PPN, Febrian Alphyanto Ruddyard menegaskan komitmen pemerintah Indonesia terhadap transformasi sektor maritim berkelanjutan. “Indonesia sebagai negara dengan ekonomi kelautan yang menyumbang 7,9% PDB nasional memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin praktik keselamatan maritim di kawasan,” ujar Menteri.
PERAN STRATEGIS PUSAT RISET
Dr. Arif Darmawan mengungkapkan bahwa keikutsertaan Pusat Riset Kebijakan Strategis Kawasan Asia Tenggara (Pusris Kestra) sebagai Ally Partner merupakan langkah strategis untuk mengembangkan riset ocean safety worker di Asia Tenggara. “Kami melihat gap signifikan dalam kajian keselamatan pekerja maritim, khususnya pada sektor akuakultur, perkapalan, dan perikanan tangkap di kawasan kita,” jelasnya.
Selama panel diskusi “Business Perspective” dan “Enablers Perspective”, delegasi Pusris Kestra mengidentifikasi berbagai tantangan keselamatan pekerja yang dihadapi Champion Companies seperti PT Humpuss dan PT Samudera Indonesia. Interaksi ini membuka wawasan tentang pentingnya pengembangan riset kolaboratif untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis bukti.
ROADMAP KOLABORASI MENUJU MOU
Diskusi intensif antara Dr. Arif Darmawan dengan Dr. Randhi Satria selaku Country Lead Ocean Centre Indonesia menghasilkan roadmap kolaborasi bertahap menuju penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU).
Tahap Pertama: Diseminasi Kolaboratif (2025-2026)
Sebagai langkah awal, Puris Kestra akan berkolaborasi dengan Ocean Centre Indonesia dalam program diseminasi isu ocean safety worker melalui webinar series. Dr. Randhi Satria menjelaskan, “Webinar series akan menjadi platform untuk meningkatkan awareness stakeholder regional tentang pentingnya keselamatan pekerja maritim dan membangun fondasi untuk kolaborasi yang lebih mendalam.”
Program webinar akan mengusung tema “Ocean Safety Worker in Southeast Asia: Policy and Practice” dengan format bulanan yang melibatkan narasumber dari akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan. Target audience mencakup stakeholder regional, peneliti, dan decision makers di sektor maritim.
Tahap Kedua: Knowledge Partner dalam Workshop (2026-2027)
Berdasarkan evaluasi dan track record kolaborasi webinar, Pusris Kestra akan ditingkatkan statusnya menjadi Knowledge Partner melalui penandatanganan MOU formal. Pada tahap ini, peran akan diperluas mencakup keterlibatan aktif dalam workshop lokal dan workshop lintas negara yang menjadi bagian roadmap Ocean Centre Indonesia.
“Sebagai Knowledge Partner, ke depan kami akan berkontribusi dalam pengembangan safety standards, training protocols, dan policy advocacy untuk pekerja maritim di kawasan ASEAN,” ungkap Dr. Arif Darmawan.
KOLABORASI MULTI-STAKEHOLDER
Ocean Centre Indonesia mengadopsi pendekatan multi-stakeholder yang menggabungkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil. Dalam acara tersebut juga hadir representatif dari berbagai kementerian, asosiasi industri, organisasi internasional seperti ILO dan UNDP, serta serikat pekerja.
Dr. Randhi Satria, Country Lead Ocen Centre Indonesia menekankan pentingnya peran akademisi dalam inisiatif ini. “Lembaga riset seperti Pusris Kestra LPPM Unsoed akan menjadi jembatan antara riset akademik dan implementasi kebijakan praktis di lapangan.”
KONTRIBUSI RISET REGIONAL
Keikutsertaan Pusris Kestra dalam Ocean Centre Indonesia diharapkan dapat menghasilkan kajian komprehensif tentang occupational safety and health dalam sektor maritim Asia Tenggara. Kolaborasi dengan Lloyd’s Register Foundation akan memberikan akses terhadap metodologi dan best practices internasional yang dapat diadaptasi untuk konteks regional.
Dr. Arif Darmawan menambahkan bahwa Pusris Kestra akan mengembangkan database ocean safety worker Asia Tenggara sebagai kontribusi kepada global knowledge base Ocean Centre. “Kami akan fokus pada comparative studies untuk mengidentifikasi pola dan tantangan umum yang dihadapi pekerja maritim di berbagai negara ASEAN.”
IMPLEMENTASI PROGRAM
Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini, koordinasi teknis antara Pusris Kestra dan Ocean Centre Indonesia akan segera dimulai untuk menyusun tema dan jadwal webinar series pertama. Program ini akan menjadi fondasi untuk membangun trust dan track record kolaborasi sebelum berlanjut ke tahap MOU dan status Knowledge Partner.
Reporter: Tim Pusat Riset Kebijakan Strategis Kawasan Asia Tenggara
Lokasi: Jakarta
Tanggal: 16 Juli 2025