Banjarnegara, Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (Pusbang KKN) Lembaga Penelitian dan pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan Program Irigasi Tetes KKN Unsoed yang diterapkan di 223 Desa dalam 7 Kabupaten. Adapun 7 Kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Banjarnegara, Kebumen, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Brebes dan Tegal. Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor. Dalam kunjungan meninjau program irigasi tetes ke tempat KKN Unsoed di Kabupaten Banjarnegara Dr. Agus Riyanto, SP., Msi Ketua Jurusan Agroteknologi dan Ir. Supartoto, M.Agr, Kepala Pusat Pengembangan KKN LPPM Unsoed sangat mengapresiasi pada Jumat 2 Agutus 2024.
Setiap kegiatan KKN harus ada teknologi yang ditinggalkan di tempat KKN dan untuk tahun ini yang diberikan ke masyarakat adalah irigasi tetes. “ Irigasi tetes ini akhir-akhir ini makin penting karena sekarang musim udara panasnya luar biasa, jadi banyak daerah itu kering. Tapi di situ ada, sebetulnya ada air yang untuk seperti ini kan sumber airnya dari air rumah,” jelas Ir. Supartoto.
Harapannya nanti semua lahan ini di musim April sampai Agustus itu, yang biasanya kosong, itu bisa dimanfaatkan. Dan kalau lahannya luas dan airnya dari sumur satu saja sudah bisa mengairi untuk sekitar. Tapi dengan sistem ini, bukan sistem curah biasanya. Jadi, dengan irigasi tetes diharapkan nanti lahan kering akan bisa optimal dimanfaatkan.
Dengan sistem irigasi tetes ini air yang dibutuhkan tanaman itu hanya 30 persen dari biasa atau lebih hemat 70 persen air kebutuhan tanaman. Dengan demikian potensinya luar biasa untuk memberdayakan lahan kering.
Dalam irigasi tetes dapat menggunakan macam-macam tanaman dan untuk di lokasi KKN yang ditinjau memanfaatkan tanaman terong. “ Kalau setiap pekarangan bisa nanam 100 saja lah, Pak. Dengan produksi satu polybagnya misalnya 3 sampai 5 kg terong, itu kan berarti tiga kuintal terong bisa dihasilkan, dan ada nilai uangnya,” ungkap Kapusbang KKN LPPM Unsoed. Kemudian setelah selesai ini bisa diganti tanaman lain tidak mengenal musim dengan sistem ini.
Slamet salah satu warga di desa KKN Unsoed Pagedongan sangat antusias dengan adanya irigasi tetes dan berencana melanjutkan program tersebut nantinya.
Bincar Buangunalu mahasiswa KKN dari jurusan Agro Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Sudirman yang sudah menerapkan irigasi tetes pada tanaman terong selama 22 hari mengalami perkembangan yang sangat baik. “Jadi tanamannya sudah tumbuh dengan subur dengan teknologi irigas tetes ini, “ ungkapnya.
Yilda Purnama Sari dari Fakultas Peternakan mengatakan komposisi dari irigasi tetes yaitu itu ada tanah, ada sekam, dan kompos. Perbandingannya yaitu 50 persen tanah, 25 persen sekam, dan 25 persen lagi dari kompos ternak.
Mereka Mahasiswa KKN Unsoed mempunyai harapan dapat memperkenalkan teknologi irigasi tetes ini, sehingga apabila kelompok tani atau masyarakat tertarik untuk budi daya tanaman, terutama di daerah Pagedongan yang apabila musim kemarau tanahnya kering. Jadi apabila tertarik untuk budi daya sayuran atau cabai sejenisnya, bisa menggunakan sistem irigasi tetes ini, sehingga hasilnya akan maksimal.
Beberapa masyarakat tertarik untuk menerapkan irigasi tetes dan ada kelompok tani di dusun, yang sudah meminta untuk dibuatkan rangkaiannya. Respon yang baik dari masyarakat dengan program irigasi tetes unggulan dari KKN Unsoed sebagai salah satu bentuk manfaat pengabdian masyarakat. (indra)
#unsoed
#unsoedmajuterus
#merdekamajumendunia
dokumentasi :