Pusat Riset Ekonomi Kreatif dan Pariwsata, LPPM Unsoed menggelar acara Road To Keris Goes To Campus berupa Talk Show dan Bursa Keris bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis Keris’di Aula LPPM UNSOED Lantai 1 pada Jumat, 7 Juni 2024. Talk Show dan Bursa Keris ini dihadiri oleh Ketua LPPM Unsoed. Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P.,IPU., ASEAN. Eng,  Sekretaris LPPM Dr. Sri Wahyu Handayani, S.H., M.H. dan para pimpinan organisasi masyarakat pecinta keris di wilayah banyumas dan sekitarnya. Kegiatan Talk show ini merupakan rangkaian acara Keris Goes To Campus yang digelar secara beruntun oleh Pusat Riset Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, LPPM Unsoed bekerjasama dengan beberapa Pegiat dan Pelestari Keris di Kawasan Banyumas Raya.

Ketua LPPM Unsoed Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P.,IPU., ASEAN. Eng membuka acara Talk Show Road To Keris Goes To Campus sekaligus menyampaikan sambutan terkait fungsi keris yaitu untuk pertahanan diri. “Keris itu sebenarnya merupakan salah satu alat untuk mempertahankan diri yang sudah melegenda berasal dari Indonesia khususnya Pulau Jawa,” ungkap Ketua LPPM Unsoed. Selanjutnya beliau mengatakan keris terbagi kepada tiga bagian, yaitu mata, hulu dan sarung dan  keris ini dilihat harus dilihat dari sisi budaya. “ Kita meninjau keris ini dari sisi budaya bukan dari mistiknya tetapi seni budaya seperti arti ukiran dalam keris dan cara menggunakannya,”jelas Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti.

Pembuat keris biasanya mengukir keris dengan teliti, terlihat dari bagian-bagian setiap keris yang memiliki arti atau makna tersendiri. Bahkan tak jarang ukiran tersebut mengandung makna sejarah yang mendalam. Untuk penggunaanya posisi keris yang dipakai di belakang, memiliki filosofi bahwa orang Jawa diajarkan untuk selalu menghargai dan menghormati orang lain, tidak suka pamer serta tidak suka menonjolkan kelebihan. Namun, beberapa kondisi atau tokoh tertentu juga memungkinkan keris tidak digunakan di belakang, keris juga bisa dipakai di depan. Biasanya, orang yang menggunakan keris di depan memuat pesan tertentu.

Acara Talk show ini menghadirkan para narasumber yang kompeten di bidang perkerisan antara lain yaitu Dr. Rahab, MSc (Ketua Pusat Riset Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, LPPM UNSOED), Bpk Imam Suhardi, M.Hum, Ketua Pusat Riset Budaya dan Kearifan Lokal, LPPM Unsoed dan Bapak Sadali Pelaku Ekonomi Kreatif bidang perkerisan (Mranggi dari Purbalingga).  Acara Talk show dan Bursa Keris ini juga didukung oleh beberapa organisasi/ atau komunitas yang peduli terkait dengan pelestarian keris, yaitu: Yayasan Paguyuban Trah Panembahan Senopati (PATRAP SENOPATI), Paguyuban Kebo Teki, Goramas, HPN Cabang Banyumas.

Acara ini diikuti oleh 250  mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Kota Purwokerto, para komunitas pecinta Tosan Aji Keris dan masyarakat umum di wilayah banyumas dan sekitarnya.

Para Narasumber talk show yang hadir memberikan ide ide yang sangat menantang bagi pengembangan ekonomi kreatif berbasis keris Disampaikan oleh Ketua Pusat Riset Ekonomi Kreatif, Dr. Rahab, MSc, bahwa Ekonomi Kreatif merupakan perwujudan nilai tambah dari Kekayaan Intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi. “ Keris memiliki potensi dalam untuk pengembangan ekonomi kreatif di era digital yaitu terdapat minimal 3 potensi keris sebagai pilar pengembangan ekonomi kreatif di Wilayah Banyumas dan sekitarnya,” tutur Dr. Rahab, MSc. Ketua Pusat Riset Ekonomi Kreatif menyampaikan 3 potensi keris tersebut yaitu pertama keris telah diakui UNESCO sebagai karya budaya leluhur nusantara yang telah diakui oleh dunia. Kedua, Keris juga merupakan formulasi dari 3 wujud kebudayaan yaitu ide, nilai kehidupan, dan karya. Ketiga, keris mengandung unsur penyusun non-bendawi yang sangat kaya makna yaitu aspek Sejarah, tradisi, seni, simbolisme, dan falsafah hidup.

Meski demikian Dr Rahab juga menekankan pada tantangan yang harus diurai oleh pelaku ekonomi kreatif dibidang perkerisan. “Tantangan dalam era ke depan diantaranya akses digital, akses permodalan, branding dan pemasaran, serta rantai pemasok, oleh karenanya perlu adanya adaptasi, inovasi dan kerja kolaborasi antar stakeholder untuk pelaku ekonomi kreatif perkerisan,” ujar Ketua Pusat Riset Ekonomi Kreatif.

Pendapat selanjutnya disampaikan oleh Imam Suhardi M.Hum, Dari Pusat Riset Budaya dan Kearifan Lokal tentang sudut pandang perspektif terhadap keris. “ Diskusi terkait keris sangat menarik, karena keris dapat dipandang dari beragam perspektif, antara lain Antropologi, filsafat, sosiologi, ekonomi, metalurgi, arkeologi, dan seni,” ungkap Imam Suhardi M.Hum. Lebih lanjut,  Ketua Pusat Riset Budaya dan Kearifan Lokal juga menyampaikan bahwa menurunnya citra dan pamor keris di masyarakat pada umumnya dan kalangan anak muda khususnya dikarenakan beberapa hal. “ Turunnya pamor keris disebabkan rendahnya apresiasi masyarakat, masuknya budaya asing, dan standar profesi yang sulit diukur,” jelas Imam Suhardi M.Hum.  “ Meski demikan, pada  ranah ekonomi kreatif ini justru hal tersebut menjadi menjadi peluang tersendiri bagi perkembangan ekonomi keris berbasis keris di kalangan anak muda saat ini,” tuturnya. Oleh karenanya mahasiswa sebagai  Generasi penerus harus terus diedukasi agar lebih mengenal dan mencintai  keris sebagai warisan budaya leluhur dan mendorong generasi muda agar mereka dapat mendayagunakan keris sebagai bagian dari pengembangan ekonomi keatif.

Materi terakhir disampaikan oleh Pelaku Ekonomi Kreatif bidang perkerisan Sadali yang memberikan gambaran tentang potensi ekonomi dari pengembangan keris. “Pengembangan Keris sebagai ekonomi kreaif akan memicu dan mendorong muncul para pelaku ekonomi kreatif, diantaranya Empu-empu keris Lokal, Pelaku bisnis di dunia perkerisan, Pengrajin Warangka, Pengrajin Mendak, Pengrajin Pendok dan Pengrajin Jagrak dan Blawong,” ungkap Sadali.

Acara seminar ini ditutup dengan foto Bersama dan penyampaian informasi agenda selanjutnya yaitu acara Puncak Keris Goes To Campus Unsoed yang akan dilaksanakan tanggal 23-25 Agustus 2024.

Para peserta talk show dan pengunjung bursa sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap agar kegiatan kegiatan sejenis terus dilaksanakan oleh LPPM Unsoed untuk lebih mendorong generasi muda agara menciptakan berbagai kreativitas dan inovasi dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif di Tanah Air berbasis pada  keagungan mahakarya keris. Kejayaan dan pamor Keris harus kembali bersinar pada ranah ekonomi kreatif di Indonesia.

 

Dokumentasi kegiatan

 

 

 

 

 

 

 

By Eko F