PURWOKERTO, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (LPPM Unsoed) Purwokerto menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Sinkronisasi dan Realisasi Arahan Pengembangan Wilayah Cibalingmas”, Rabu (19/11/2025).

Diskusi strategis yang berlangsung di Ballroom Lantai 5 Gedung Integrated Academic Building (IAB) Unsoed ini, untuk mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah Cibalingmas (Kabupaten Cilacap, Purbalingga, dan Banyumas).

FGD dihadiri utusan 33 dinas dari Kabupaten Cilacap, Purbalingga, dan Banyumas.

Kepala LPPM Unsoed, Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P., IPU., ASEAN Eng, saat membuka kegiatan menekankan pentingnya kolaborasi lintas wilayah Cibalingmas

“FGD ini menjadi ruang untuk menyatukan langkah dan menghasilkan solusi yang langsung dirasakan masyarakat. Dengan riset yang membumi dan kepemimpinan kolaboratif, kita memperkuat pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sigit Pandu Basuki, S.T., M.T, dari Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Provinsi Jawa Tengah memaparkan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Yakni  mulai dari penguatan integrasi transportasi, optimalisasi pelabuhan, revitalisasi industri, sampai pengembangan pertanian dan pariwisata berbasis keberlanjutan.

Menanggapi hal itu, para narasumber dari Bappedalitbang Cilacap, Purbalingga, dan Banyumas sepakat bahwa harmonisasi tata ruang, penguatan branding wisata, hilirisasi komoditas unggulan, serta adopsi teknologi inovatif menjadi strategi wajib untuk memacu pertumbuhan ekonomi tiga daerah tersebut.

Koordinator Pusat Riset Transportasi dan Pengembangan Wilayah LPPM Unsoed, Ir. Probo Hardini, S.T., M.T., Ph.D, menjelaskan, pada akhir kegiatan, FGD ini menghasilkan rekomendasi dari tiga fokus bahasan: tata ruang, ekonomi, dan lingkungan.

“Rekomendasi ini diharapkan menjadi rujukan strategis dalam perencanaan dan implementasi kebijakan pembangunan di wilayah Cibalingmas ke depan,” ujar dosen Fakultas Teknik Unsoed ini.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang aktif memberi masukan.

Adapun rekomendasi hasil FGD tersebut sebagai berikut:

A. Bidang Tata Ruang

1.Pengembangan transportasi regional yang menghubungkan kawasan Cibalingmas dengan optimalisasi prasarana yang sudah ada.

2.Usulan rute komuter KA Jogja–Purwokerto serta jalur short cut ke Cilacap untuk meningkatkan konektivitas.

3.Pengembangan sistem perkotaan terintegrasi dan pembagian peran infrastruktur sesuai karakter tiap kabupaten.

4.Pembentukan sistem pariwisata regional melalui travel pattern dan branding kawasan selaras arah RPJMD Provinsi.

5.Sinergi infrastruktur antar kabupaten guna memperkuat aglomerasi Cibalingmas serta penguatan simpul aktivitas melalui terminal berbasis bisnis transportasi.

6.Peningkatan komunikasi dan sinergi reguler antarpemerintah daerah.

Bidang Ekonomi

  1. Kolaborasi potensi daerah di sektor pariwisata, pertanian, dan UMKM untuk mendorong ekonomi lokal dan regional.
  2. Antisipasi dampak berbagai kebijakan nasional, termasuk ketentuan TKD.
  3. Penguatan pendanaan dan investasi untuk implementasi program pengembangan Cibalingmas.
  4. Infrastruktur dan transportasi menjadi faktor utama keberhasilan pertumbuhan ekonomi daerah.

 

Bidang Lingkungan

  1. Penguatan kerja sama pengolahan sampah anorganik skala kabupaten (TPS3R).
  2. Percepatan pembangunan infrastruktur utama (tol, terminal, kereta) sebagai simpul ekonomi regional.
  3. Prioritas konservasi wilayah hulu, perlindungan sumber air, ruang hijau, dan pengendalian alih fungsi lahan.
  4. Penertiban tambang ilegal, reklamasi berkelanjutan, mitigasi bencana, serta penanganan penurunan produktivitas lahan.
  5. Peningkatan adopsi teknologi pertanian inovatif, hilirisasi pascapanen, sertifikasi produk, dan penguatan akses pasar.
  6. Program regenerasi petani melalui edukasi, pelatihan, insentif, serta pembentukan korporasi petani.
  7. Penanganan sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan pendekatan konservasi dan adaptasi pertanian di wilayah hilir.
  8. Sinkronisasi reklamasi tambang dengan restorasi ekologis dan mitigasi perubahan iklim, termasuk perlindungan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan keanekaragaman hayati.

By Indra K